Tuesday, June 12, 2018

Bercinta Dengan Stela Cewek Yang Menggoda

Bercinta Dengan Stela Cewek Yang Menggoda

Bercinta Dengan Stela Cewek Yang Menggoda


Sekitar seminggu berlalu, tetapi aku belum juga kenal dengan cewek itu. Seminggu kemudian, saat aku sedang ngobrol dengan beberapa temanku (yang kenal dengan cewek itu), tiba-tiba dia menghampiri kumpulanku dan teman-temanku. Ngobrol, ngobrol, ngobrol, akhirnya dia duluan yang bertanya untuk berkenalan.
“Eh, elo namanya siapa..?” katanya.
Dalam hatiku, “Agresif nih kayaknya.. bomat, tancap aja..!”
Lalu kubilang, “Aldy.”
Dia juga ngejawab, “Stela rosma, panggil aja Stela.”
Akhirnya kami berkenalan juga

Setelah aku merasa akrab dengannya, pikiranku mulai kembali pada pikiran-pikiran kotorku lagi. Bahkan lebih parah, ingin bersetubuh dengan Stela. Setiap kali kulihat dada seksinya, batang kejantananku mulai tegang. Malah, kadang-kadang kalau sedang duduk di belakangnya, Stela seringkali membangkitkan nafsuku dengan melepas ikat rambutnya dan menaikkan rambutnya hingga lehernya terlihat. Juga bibirnya yang sexy, yang mungkin terlalu enak untuk dicium dan dikulum. Nafsuku yang sudah meledak suka ingin membuatku melepaskan celana dan onani di depan wajahnya. Aku juga ingin memiliki fotonya buat bahan onani di kamar atau di kamar mandi. Tetapi berhubung nafsuku sudah kelewat batas, aku sering onani dengan bahan hanya menggunakan daya khayalku saja.

Yang membuatku bertambah nafsu, Stela gampang sekali dirangkul atau dipeluk cowok. Kupakai kesempatan ini dengan memeluk bagian pinggangnya, apalagi Stela malah menanggapinya dan membalasnya. Kemudian, pada saat ujian negara semester 1, wanita diharuskan memakai rok panjang semata kaki. Begitu kulihat Stela, wuiiih.. anggun sekali! Apalagi dengan tambahan belahan roknya yang hampir sedengkul. Ketika kebetulan dia duduk, kulihat pahanya yang ternyata tidak sehitam kulit bagian lainnya, melainkan lebih coklat muda, hampir putih. Batang kejantananku kembali terangsang. Sesampainya di rumah, aku melakukan onani lagi.

Lalu, inilah saat-saat yang mengejutkan. Setelah midtest semester dua, salah seorang temanku ingin main ke rumahku yang juga mengajak beberapa teman-teman lainnya. Kebetulan orangtuaku sedang tidak ada di rumah. Bagian yang paling mengejutkan dan membuat nafas memburu adalah Stela ikut juga ke rumahku. Hari itu Stela memakai kemeja yang agak memperlihatkan bagian pusarnya. Di rumah aku mencoba biasa saja dan berusaha menutupi nafsu birahiku. Tidak lama Stela ingin ke kamar mandi. Karena rumahku bertingkat, dan kamar mandi atas lagi rusak (airnya tidak jalan), kuantarkan Stela ke kamar mandi bawah (sementara teman-teman lainnya di atas main tebak - tebakan) sambil mencoba menstabilkan nafas yang memburu melambangkan orang penasaran.

Sejenak aku berpikir, “Terlalu nekat nih.. tapi, kapan lagi..?”
Akhirnya kuputuskan untuk memberanikan diriku. Aku pura-pura menjelaskan bagian-bagian kamar mandiku kepada Stela.
“stel, ini showernya, ati-ati lho nyemprotnya kencang, trus WC-nya.. udah bisa kan..?”
Tidak lama kemudian kulakukan niat gilaku.
“Emm.. stel..!” aku bertanya agak gemetaran sambil melihat tangga.
Stela menjawab, “Apaan sih..? Ada apa..?”
“Ehmm.. Gue.. boleh..,” Stela langsung memotong, “Apaan sih..! Boleh apaan..?”
“Gue boleh cium elo, nggak..?”
Batinku berkata, “Kok kayak anak SMP yah..? Tapi, bodo amat lah..!”
Stela agak tertegun, “Hah..! Ee.. emm..”
Entah adrenalin dari mana yang datang, tiba-tiba kupegang pinggang kanannya sambil menarik Stela ke pelukanku. Stela terlihat tidak berdaya, hanya agak mendesah. Langsung saja kucium perlahan bibir seksinya itu.

Awalnya bibir Stela hanya diam saja, terkadang agak membuka lebar. Namun setelah agak lama, Stela mulai memejamkan matanya dan langsung melingkari kedua tangannya di leherku, lalu membalas ciumanku ditambah jilatan di ujung bibirku. Sesekali Stela juga mengulum lidahku dan agak digigit.
Aku mendengar desahan Stela, “Ehmm.. eehh.. mm..” mungkin karena menikmati kulumannya.
Lalu Stela yang mulai agresif, mendorongku ke tembok sambil membuka bajuku. Terpikir olehku, seperti di film saja. Setelah bajuku lepas, Stela melemparkannya ke lantai dan menjilati dadaku, lalu turun menjilati bulu daerah pusarku. Bukannya geli yang kurasakan, tetapi justru menambah kencangnya ereksi batang kemaluanku. Lalu kubalas lagi melucuti kemejanya. Terlihat buah dadanya yang bulat sexy.

Sambil meneruskan ciuman mautku, kulepas kaitan BH-nya. Kulempar BH-nya ke lantai dan mulai menghisapi buah dada Stela.
“Aghh.. ahhgghh.., Di.. aahh..!” Stela terlihat berkeringat dan mengeluarkan desahan.
Beruntung pintu kamar mandi sudah kututup rapat. Puting Stela kubasahi dengan ludah dan kujilati kembali. Stela juga sesekali menjambak rambutku dan menjilati daun telingaku. Setelah lama bermain pada puting payudaranya, kulepaskan celana panjang dan celana dalamku. Kemudian aku menyender di tembok sambil memegangi batang kejantananku yang sudah berdiri tegang dan agak berurat. Stela tidak mulai memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, tapi malah memainkannya dengan sedikit kocokan. Serentak dengan masuknya batang kejantananku ke mulut Stela, aku merasakan ada semacam getaran listrik di daerah pinggul dan selangkangan.

“Eghh.. stel.. ehhgghh..!” aku juga mendesah karena enaknya hisapan Stela.
Sesekali Stela juga meludahi ujung batang kemaluanku dan menjilati pinggirnya. Akhirnya, kuajak Stela untuk melakukan persenggamaan.
“Ehh.. Stel.. gue masukkin yahh.. hh..!” sambil nafasku naik-turun.
Tanpa banyak bicara kecuali sedikit desahan, “Eughh.. ehh..” Stela langsung mendorongku ke dudukan WC, sehingga aku terduduk dan Stela duduk di pangkuanku setelah melucuti celananya.
Wajahnya menghadap ke arahku. Stela sendiri yang mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.

“Esshhghh.. emmhh..!” Stela mendesah namun seperti tertahan.
Wajahnya terlihat agak merah. Dari situ kuketahui kalau dia sepikiran denganku. Tidak ingin suaranya kedengeran. Akhirnya aku melakukan persetubuhan untuk pertama kalinya. Setelah Stela menusukkan batang kejantananku ke liang senggamanya, aku merasakan ujung batang kejantananku menabrak dan mendorong sesuatu. Nampaknya selaput daranya tertekan.
Batinku berkata, “Yess.. Stela masih perawan.”
Stela mencoba mengayunkan badannya ke atas dan bawah.

Kugoyangkan juga badanku ke atas dan ke bawah. Kurasakan selaput Stela sudah robek. Mungkin nanti akan terlihat noda darah. Goyangan Stela semakin kencang. Sekujur tubuhnya terlihat kucuran keringat. Bagitu juga badanku, terutama bagian leher. Kuusapi keringatnya dengan tanganku sambil mengelus tubuh seksinya, juga kutempelkan badannya ke badanku. Karena aku takut tutup WC-nya jebol, kuangkat Stela dengan batang kejantananku masih menancap, dan kutiduri Yayan di lantai. Untung lantainya belum basah, jadi masih bersih. Kukangkangkan kedua kakinya, kutempelkan di pinggang dan kupegangi. Goyanganku kini maju mundur.

“Aghh.. aah.. Dy.. a.. ayo.. Dy..!” Stela kembali mendesah sambil memanggil namaku.
Kembali aku merasakan adrenalin aneh merasukiku. Biasanya senafsu-nafsunya aku onani, paling cepat hanya 5 menit. Karena di kamar mandiku ada jam dinding, kulihat sudah hampir 10 menit sejak ciuman pertamaku itu, aku belum juga mencapai klimaksnya. Kalau onani pasti sudah keluar dari tadi. Akhirnya, Stela ejakulasi duluan. Di sekujur batang kemaluanku kurasakan cairan hangat dari vaginanya. Kocokanku masih berlanjut, tetapi tidak lama. Aku merasa juga sudah ingin segera mencapai orgasmeku. Karena takut keluar di dalam, segera kucabut batang kejantananku. Aku bermaksud untuk memuncratkan spermaku di wajahnya.

Sambil kudekatkan batang kemaluanku ke bibir Stela, kukocok sedikit lagi dengan telapak kananku yang sebagian dipenuhi oleh air mani Stela. Kemudian ketika mau keluar, Stela ikut memegangi batang kemaluanku.
“Crot.. crot..crot!” Spermaku membanjiri wajahnya.
Nampak seputar bibirnya dipenuhi sperma putih kental. Juga di pipinya, hidung, alis dan ada yang memuncrat hingga mengenai rambutnya. Sisa-sisa spermaku ditelan habis oleh Stela.

“Aghh.. Dy.. sperma loe banyak bangeetthh..!” Stela mencoba berbicara sambil masih mengocok batang kejantananku dan membersihkan wajahnya dari lelehan cairan panas itu.
“Ghhahh.. ahh.. Yan.. capek nih gue..! Kuat juga elo..!” aku mencoba bercanda.
Stela membalas, “Eughh.. ehh.. elo lagi.. kuat banget..!”
Akhirnya Stela membersihkan bekas sperma yang membasahi sekitar wajahnya dan berpakaian kembali. Aku sepakat dengan Stela untuk bilang kalau kami tadi lagi nelpon dulu, jadi agak lama naiknya, biar yang lainnya tidak pada curiga, dan Stela menjawab setuju dengan ciuman.

Setelah melakukan persetubuhan itu, Stela ke atas duluan, pura-pura tidak ada apa-apa. Begitu juga aku sehabis berbohong menelepon. dan kami sering melakukan hubungan itu setiap ad waktu luang
TAMAT
AGEN POKER ONLINE AGEN DOMINO99 ONLINE AGEN BANDARQ
Agen BandarQ

No comments:

Post a Comment