Tuesday, June 12, 2018

Vita Pemuas Nafsu Birahiku

Vita Pemuas Nafsu Birahiku

Vita Pemuas Nafsu Birahiku


Setelah pulang kerja, saya langsung mengunjungi kost pacarku yang bernama Siska. Saya bagaikan masuk ke sebuah alam erotis ketika mengunjungi kostnya. Ada sekitar 8 penghuni yang terdiri dari mahasiswi tingkat 1 sampai tingkat 4 satu diantaranya yang tingkat 3 memiliki wajah yang cantik, namun badannya tidak selangsing Siska. Namanya Rita, kamarnya ada di lantai 3. Aku sering membayangkan bersetubuh dengan Rita, dan penisku memberikan reaksi yang sangat menyenangkan, yaitu orgasme. Aku sering bermasturbasi sambil membayangkan Rita, sampai akhirnya timbul sebuah ide nekat dan gila di benakku. Disinilah awal dari petualanganku yang nekat.

Aku memutuskan untuk mencuri celana dalam Rita. Telah beberapa kali aku naik ke lantai 3 bersama dengan Siska, di lantai 3 ada sebuah rak khusus yang digunakan oleh pembantu kost untuk menaruh pakaian yang telah dicuci. Bagusnya lagi, masing-masing rak telah diberi nama supaya memudahkan pengambilan oleh pemilik baju (dan tentunya memudahkanku juga untuk mengambil celana dalamnya).

Suatu sore ketika aku berkunjung, anak-anak kost yang lain bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Siska sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit. Aku mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras, keringat membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana dalam yang berbahan licin dan halus di bawah 3 tumpuk BH nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit (ada 2 warna; satu berwarna pink dan sisanya berwarna kulit) dan kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi pelembut cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai 2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut ketahuan.

4 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu. Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Rita dan sekali lagi kutempelkan pada wajahku. Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan bibir vaginanya pada hidungku. Meskipun hanya tercium wangi dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari vaginanya. Secara refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah cintanya. Penisku makin bertambah keras dan panjang.

Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain dari celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh pengganti vagina Rita dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan. Gesekan yang terjadi menimbulkan rasa sedikit perih pada penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis terus membombardir syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap sebagian dari celana dalam Rita untuk mengeluarkan kepala penisku.

Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali arus orgasmeku yang indah. Setelah kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak basah yang disebabkan oleh cairan pra orgasme ku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat memalukan dan menyusahkan. Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan CD tersebut pada kantong celanaku dan kulanjutkan dengan mandi.

Malamnya aku bermasturbasi kembali dengan CD Vita. Benar-benar pengalaman yang menegangkan dan seksi.

Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan CD yang telah kunodai dan kuambil lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah CD pada tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku dikejutkan dengan impianku. Ketika ku hirup aroma dari CD nya, aku mencium sesuatu yang sudah kukenal dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya. Aku mencium aroma exotis dari CD nya. Bagian CD yang bersentuhan langsung dengan surga duniawinya terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan CD Rita pada mulut dan hidungku, dan kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang menyelimuti pikiranku.

Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan CD nya dan masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku bertemu dengan madu cinta Rita. Entah berapa gelombang kenikmatan orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan CD nya telah dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.

Keesokan harinya kukembalikan CD yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi wajah Rita ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana dalam Rita yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan memabukkan. Sepertinya Rita baru saja selesai bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya. Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan dengan kamar Rita. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian selangkangan yang basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan mengantongi CD Rita, dan berpura-pura menyiram closet.

Ketika pintu kubuka, Rita berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali ini Rita juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Rita langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana dalamnya yang kusimpan di kantong belakang.

“Aku sudah tahu.. Kak Chandra lah pelakunya..” ungkap Vita.

Tiba-tiba Rita langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock. Dengan kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam belaian Jari-jari Rita yang cekatan. Pandangan Rita terus terpana pada penisku. Ketika penisku sudah mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Rita sedikit terbuka, nafasnya memburu sambil mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku. Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Rita bukan lagi seorang gadis perawan.

Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi yang tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar dan menjadi lebih keras dan panjang. Rita tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku remas-remas. Demi menghemat waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju puncak buah dadanya (juga tanpa BH). Dadanya yang berukuran 35C ku remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan istimewa dari jari-jariku.

Tubuh Rita tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku senderkan Rita pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun kejantananku menuju lembah cinta duniawi. Rita hanya berdiri pasrah menunggu penisku. Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya yang basah dan hangat, Aku pun sempat bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti, karena celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Rita terbuka lebar, matanya tertutup rapat.

Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam vaginanya yang sempit dan basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang cintanya mendekap kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 10 menit sebelum Sisca keluar dari kamar mandinya.

Rita memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan dorongan menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Rita makin membuatku bernafsu, apalagi tidak sampai 2 menit Rita sudah meluncur ke alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir, siapa yang sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.

“Penisnya besar dan kuat sekali..” Rita membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus menikmati persetubuhan ini.
“Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”
Rita menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”
“Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.
“Tentu saja punya Kak Chandra, rasanya benar-benar pas..”

Rita yang baru berumur 19 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-daun muda. Rita, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini. Setelah Rita selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari dekapanku dan berlutut di hadapan kejantananku.

Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan cekatan Rita menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku berdenyut-denyut seperti orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.

Rita mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat beradaptasi, sehingga Rita pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya. Guncangan kuat mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat. Rita sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya. Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu kejantananku. Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya. Pemandangan yang erotis sekali. Rita menutup mulutnya dan langsung menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.

Kusuruh Rita berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah dengan noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung dikulum di dalam mulutnya.

Sudah saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Rita dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Rita.

Rita membantuku merapikan baju dan celanaku.

“Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”

Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.

“Langsung saja..” Rita menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.

Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang dalam. Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Siska yang baru selesai mandi.

Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Rita menjadi tempat pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Rita hanyalah murni sebatas kenikmatan seksual, karena kami sangat menikmatinya.
Tamat
AGEN POKER ONLINE AGEN DOMINO99 ONLINE AGENBANDARQ
Agen BandarQ

No comments:

Post a Comment